Tuesday 17 September 2013

Pertemuan yang biasa itu tidak membekas apa-apa

Kemarin Blackberry masih menjadi benda mewah, sekarang android dan pad lebih diagungkan. Kemarin juga, transaksi via mesin ATM masih sangat keren, sekarang mobile banking memungkinkan orang melakukan transaksi bahkan di tengah hutan sekali pun [jika ada sinyal]. Namun, tetap saja, aku masih berada di titik yang sama untuk mengabadikan waktu dan mengabadikan kenangan. Menyusuri setiap lorong waktu untuk tetap menemukanmu, kemudian hari.  

Aku mencari tahu tentangmu dari mana saja, memperhatikan langkahmu dari jauh, melihat cara menulismu di buku catatan, mengamati gerakan kakimu ketika sedang duduk, membedakan mata ketika mengenakan kacamata dan sesekali ketika kamu melepaskannya, juga menyenangkan menebak warna baju apa yang akan kamu kenakan di kantor selanjutnya. Aku tahu namamu, tanggal lahir, dan mungkin hal-hal sepele yang tidak penting untuk kamu ketahui seperti bagaimana aku mengamatimu berinteraksi dengan kawan-kawanmu sembari menunggu bahan PKL.. Sesekali, waktu memberiku kesempatan untuk melihatmu dari dekat, tepat di sebelahku, tapi justru di saat seperti itu aku tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya mengendalikan perasaanku yang terlalu senang, menyembunyikannya baik-baik, dan terjebak dalam satu ruang ambivalen: di satu sisi semoga waktu cepat berlalu dan di sisi lain biarkanlah kamu tetap di sebelahku. .

Menjadi teman tak bernama, mengagumi dari jauh, melihat dari belakang, dan meyakinkan diri bahwa itu kamu: rupa yang sama yang kulihat di depan ruang kerja. Ya, akan ada waktu yang panjang untuk bisa mengagumimu dari dekat meski tak memandangmu dengan lekat.

Bukannya jika tidak ada sesuatu yang bisa kita banggakan maka kemudian hal itu akan ditinggalkan dan kita beralih pada hal lain yang lebih menarik? Lalu perlahan pertemuan yang biasa itu tidak membekas apa-apa, hanya sebuah rupa yang bagiku entah akan melihatnya lagi atau tidak, itu tidak penting. Yang aku tahu, segala kemungkinan itu ada, segala kemungkinan itu bisa terjadi. Hanya waktu yang bisa menafsirkan dan menyimpulkannya. 

Hari ini aku ingin menemukanmu, dalam rupa dan kekaguman yang sama tanpa takaran yang dikurangi atau dilebihkan. Aku masih tetap menelusuri lorong waktuku sendiri untuk tetap menemukanmu, hari ini, esok, dan kemudian hari. Mungkin saja di sebuah tempat yang manis, yang kamu sebut-sebut beberapa kali, sebuah beranda yang memberikan rasa sayang dan keikhlasan: Teras helpdesk ACKP  

Thursday 29 August 2013

Ayolah bangkit. Allah menyukai kalau hambaNya kuat,,,!


Sebuah cerita mengawali putihnya hari, dalam rekah merah jingga di ufuk langit timur. Sepasang mata sayu yang kini mulai lembab. Tes... butiran bening itu jatuh juga dari sudut mata. Sementara dari balik rasa haru, mata jiwaku iba menatap, seolah diri ini berkata:

"Biarkan ku menangis rainbow. Mengalirkan air mata yang telah lama membendung. Biarkan semuanya tahu, kalau memang aku hanya seseorang yang cengeng! Tak bisa lagi ku hidup dalam kamuflase, dan memang ku tak bisa lagi. Maka jangan memaksaku lagi menjadi kuat, jangan memaksaku lagi menjadi tegar, jangan memaksaku lagi bertahan dan menahan. Aku ingin berhenti. Tak mengapa jika harus kalah, karena memang aku menyerah dan pasrah. Tak mengapa jika segalanya berakhir sampai disini" sampai kapan aku bertopang pada kata ikhlas dan sabar ?

Jiwaku pun terpaku, ada rasa ngeri membayangkan bagaimana keadaan diriku kini. Begitu hebatkah derita yang menimpaku hingga aku tak hanya tergoncang, namun juga limbung dan jatuh bergulingan dari pucuk-pucuk ikhtiar?

Bukankah aku tahu tentang kebaikan-kebaikkan setiap takdirNya? Bukankah dalam setiap tahapan yang pernah aku tapaki adalah semakin menguatnya keyakinanMu akan setiap jaminanNya? Kenapa musti khawatir, padahal pernah menguntai dari bibirku sebaris kata bahwa "syetan selalu menghembuskan was-was di setiap hati". Dalam kesadaran, bertawakallah. aku hanya perlu bangkit dan tapaki lagi jalan itu.

Bahwa pada hakikatnya, tak perlu ada yang dikhawatirkan dalam hidup ini. Jalani... hadapi dan nikmati pergiliran takdirNya dengan keimanan penuh. Tentang sebuah janji pasti, bahwa dengan ketakwaan ini, Allah SWT akan menolong dari arah yang tak pernah terlintas dalam benak.

ayolah bangkit. Allah menyukai kalau hambaNya kuat!

Mencintaimu adalah tak pasti,,,

Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti
mungkin aku tak sengaja juga menyakiti
andai aku tau isi hatimu
andai kata bersanding itu ada padaku




sekarang mustahil bagiku
bahkan menyentuh bayangmu, aku tak mampu
sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku
dan cinta ni jadi sesak dalam dadaku
aku tau cinta ini sudah tak laku
tapi biarkan cinta ini aku miliki
biarkan cinta ini menjadi bebanku
aku tak peduli
meski menghambat jalanku
aku tau mencintaimu adalah tak pasti,,,

Always semangat..

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup *

Benar Nonk kamu bilang : harus selalu tersenyum dan always semangat Jangan mengeluh !
Sederhana saja nasehat itu, dan bila aku ditanya mengapa kita jangan mengeluh ?.....maka pikiranku akan menemukan banyak alasan untuk mengapa ku seharusnya tak boleh mengeluh. Menjadi semacam pembantahan dengan sudut pandang perbandingan. Mungkin akan menarik bila ku justru merubah tanya itu menjadi : mengapa harus mengeluh ?
Bila tanya itu di tujukan kepada aku, maka dengan ’ senang hati ’ aku akan menciptakan berjilid – jilid buku tentang apa saja yang aku tak berkenan dengan keadaanku. Tapi apakah itu akan menjadi sebuah perbedaan ?
Untuk beberapa saat ya. Tapi untuk saat yang lama, tidak.
Ada kalanya penghiburan diri, pengertian pada diri adalah sesuatu yang niscaya. Dan kecenderungan dasar para makhluk bernama manusia saat ini adalah ketidakmampuan mereka menerima kondisi factual yang mereka peroleh. Ada berjuta keinginan yang menjadi mimpi. Sehingga ketidakmampuan jiwa, justru akan menciptakan khayalan yang lambat laun memperkosa diri sendiri.
..........
Baiklah, aku ( - senyum - ) tidak akan mengeluh hari ini, tidak karena segala bentuk lembar kerja dan data yang tertumpuk hingga menyamai 3 rim kertas A4. Bukan karena aku menuliskan ’ nasehat ’ ...Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh seperti Aku puisikan, bukan juga karena, aku sudah menuliskan lembar pengajuan cuti aku untuk akhir September nanti tapi ini semua kupikir lebih karena ada kamu menyapaku dan komentar kamu untuk always semangat, jangan mundur : cukup memikirkan itu saja untuk tidak mengeluh saat ini.


Terima kasih ,



Love Rainbow

Ada kamu di depanku......

Dalam gerakan yang sama, berubah. Semua telah berubah menuruti kodratNya. Dan di sini ada jiwa yang terpaku, menatap semua yang di depan mata. Ada bagian-bagian masa yang tak kan pernah terlupa.
Dari deretan memori terukir satu keinginan, ingin bertemu kamu. Meminta maaf tuk segala khilaf yang pernah terlakukanwaktu kamu di kota garut,
Barangkali, pernah ada hati yang tersakiti, dan sungguh sesal sepertinya tak cukup menebus. Barangkali pernah ada tingkah polahku yang tanpa sengaja meruakkan rasa kecewa, dan biarlah ku hitung setiap kesalahan sebelum yang maha menghitung meminta pertanggung jawaban.
Dan malam ini, diaryku benar-benar mengusikku. Namun sayang seribu sayang, karena aku tak dapat mengingat siapa sang penulis. Terselib diantara buku diary yang sudah dalam hitungan tahun tak pernah ku sentuh.
"Ada kau di depanku"
Kau manis, kata hatiku
"Ada kau di depanku"
Tersenyum membalas sapaku
Kau manis, kata hatiku
"Ada kau di depanku"
Kau memang manis, kata hatiku
Tapi mungkin...
Aku patah hati,,,,!!

Tuesday 20 August 2013

Kau hadir memupuk kembali perasaan yang selama ini kebas,,,,,,,

Aku tidak pernah mundur atau berhenti mencintaimu. Merindumu selalu memberi rasa berbeda, rindu memang selalu punya citra tersendiri meski kadang menyesakkanku. Sampai tiba saatnya ketika kau berkata semua akan baik-baik saja dan mungkin kita akan bersama bukan di waktu sekarang, aku merasa sepertinya kamu menjanjikan sesuatu padaku. Janji yang membuatku tersenyum sepanjang waktu, janji yang kurasa membuat diri ini siap bahwa suatu saat kita akan menjadi juaranya. Aku tersenyum, meski kamu tahu, untuk bersama perlu ada banyak hal yang harus kita lalui. Perlu ada banyak hal yang harus kita selesaikan.
Kamu selalu berucap, bahwa aku harus bahagia. Aku pun inginkan kamu bahagia, dengan atau pun tanpaku. Hanya saja aku masih terlalu egois, menginginkan kebersamaan denganmu untuk bahagiaku. Padahal, jika hakekat cinta adalah memberi tanpa mengharap balas, mengapa aku selalu berharap saat aku merindukanmu maka semestinya pun kau merinduku?
Setelah hari itu, hari di mana kita berupaya untuk mencoba menjalani kehidupan kita masing-masing. Aku lega, kupikir aku tak perlu berpayah-payah lagi untuk memikirkan kamu dan dia. Kita sama-sama memiliki hak untuk menjadi manusia yang merdeka, tanpa ada pengekangan perasaan, tanpa ada upaya untuk berbesar hati menerima hanya separuh hatimu. Karena kau adalah dirimu, bukan untukku bukan pula untuknya. Tapi maafkan aku, sayangnya, berkali kucoba untuk mencari kebahagian bersama orang lain justru membuatku semakin terpuruk dalam bayang ketidakpastian. Jika masa lalu perlu kusimpan kemudian kubuka di saat aku perlu untuk mengingatnya, mengapa saat membuka itu terasa sakit?
Berpisah denganmu sama sekali bukan hal yang aku inginkan. Jika kita punya kesempatan untuk menghitung berapa lama kebersamaan kita, mungkin kita akan lupa. Tapi sesingkat apa pun momen itu bersamamu, selalu saja memorinya tertata rapi dalam direktori otakku. Kau selalu mengajarkanku hal-hal sederhana nan istimewa, sederet detail kecil yang berharga. Dan kamu tahu? Bau tanah yang pertama kali tercium saat hujan turun selalu mengingatkanku pada kebersamaan kita. Kita selalu betah berlama-lama menikmati tetes air hujan jatuh di kepala kita, kita juga menantikan waktu-waktu istimewa untuk bisa menenun detik dari tempat yang tinggi. Tak peduli seberapa lelah kaki kita berjalan menuju tempat itu, sesampainya di sana pasti terdengar tawa renyahmu dan candaanmu. Dan rasa lelah itu seakan menguap begitu saja kala kutahu baumu dekat. Kamu sama sekali tidak romantis, tapi bagiku itulah caramu untuk bersikap romantis kapan pun kamu mau.

Setelah sekian lama, sejak hari itu, aku selalu membunuh perasaanku terhadapmu. Perasaan yang sesungguhnya tak bernyawa kala aku harus berjalan sendirian. Jika memang Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam, bolehkah aku minta pada Tuhanku, semoga aku tercipta dari tulang rusukmu? Dan hari ini, setelah hari itu, aku senang dengan candamu. Kau hadir memupuk kembali perasaan yang selama ini kebas. Kembali lagi momen kita, kembali lagi kebersamaan kita menciptakan babak baru dalam episodeku....

Ucapmu 15 Agustus ,,,,,??


Kemana kamu seharian sayang? Aku menunggumu di sini: di sudut hati yang was-was dengan pernyataan “aku menyayangimu” yang kau ucapkan tempo hari. 15 Agustus 2013. Momen itu seperti sebuah kesempatan yang membuat kita menata keping-keping haru akan cinta yang telah terserak selama 2 tahun lewat. Waktu yang tidak singkat untuk akhirnya kita bertemu kembali di sebuah kesempatan yang tidak pernah tertebak. Dan seharian ini, menunggu kau berkata-kata terasa jauh lebih lama dari pada waktu 2 tahun itu.

Hari-hariku sekarang dipenuhi dengan keinginan untuk segera menemuimu dan menceritakan banyak hal. Lucu memang, karena tradisi kita bukanlah saling bercerita. Sebelumnya sapaan adalah hal mahal yang jarang kita bagi. Lalu, ketika kita mengingat masa-masa di awal kita jumpa dulu, kau begitu puas menertawai tingkahku yang kau bilang begitu tak acuh. Aku menjadi begitu rindu dengan tingkahmu, dengan sapaan dan nasehatmu. Kupikir, aku jatuh cinta.

Sudah berapa banyak perubahan kita Sayang? Sejauh kita mencari arti dan saling menghargai untuk beberapa waktu ini, kurasa kau makin matang dengan kemandirianmu. Meskipun tetap saja, kau ucapkan bahwa kau ingin selalu menjadi anak kecil, karena dengan begitu kau akan selalu merasakan kebahagiaan. Sayang, kebahagiaan itu sebuah pilihan, mari kita berbahagia tanpa harus kembali ke masa kecil kita dulu. Bukankah kita bisa ciptakan hari-hari penuh senyum dengan kebersamaan kita? Kita bisa wujudkan mimpi-mimpi kita bersama mulai dari sekarang, dan itu bisa kita raih dengan perasaan yang bahagia, bukan dengan lilitan kesedihan. Ingatkah malam itu? Ketika kau tanyakan padaku sebuah kalimat “bahwa satu detik dari sekarang adalah masa depan”, maka jika kita ingin masa depan kita bahagia, mari kita sajikan detik-detik yang penuh dengan syukur atas segala yang terjadi. Dan, aku ingin menapaki masa yang tersisa ini bersamamu, Sayang. Dengan rasa syukur yang tak pernah terputus.

Menulis Cinta,,,,,

Sayang, sekarang sudah terlalu malam untuk kita berdiskusi. Biarkan badan kita rebah dan menikmati selimut malam. Besok ada harapan yang harus kita songsong dengan semangat, mari rehat dan siapkan energi untuk hari esok. Diri ini menghendaki cinta yang tak pernah terputus, bahkan ketika kita tidur. 

Sayang, berhari-hari kita jaga kemesraan, menikmati kebersamaan yang berjarak ruang. Berhari-hari pula tak pupus kata cinta menghiasi perjalanan kita.




Sayang, bahasa cinta itu milik kita, milik semua orang yang mencinta. Kita tidak pernah tahu parafrase, majas, maupun diksinya. Karena bahasa cinta terlampau universal. Yang jelas, bahasa cinta selalu menjadi obat ketika kita sakit, pelepas dahaga ketika kita haus, dan pembawa senyum ketika kita sedih. Bahasa cinta adalah bahasa yang paling alami dalam hidup ini. Bayi pun ketika baru lahir telah tahu, sebuah bahasa cinta yang terwujud melalui tangis sebagai kabar gembira untuk ibunda dan keluarganya.

Sunday 18 August 2013

Untuk setiap nafas yang pernah terhembus,,,,

Menapak tegak kembali. Dalam jenak – jenak perih yang pernah tercipta. Kala gundah meleburkan spirit dalam ujung laku yang kadang tak menemukan arahnya. Berdiam dan menunggu ternyata bukanlah sebuah persinggahan nyaman dalam tataran nurani. Untuk setiap nafas yang pernah terhembus mengiring asa yang serasa kian mengangkasa.

Barangkali… inilah sembilu takdir yang telah mengiris perih setiap gejolak dalam dada. Agar membuncah dalam keteraturan kehendakNya. Karena Ia yang maha Perkasa melihat setiap niatan hati yang membalut kesungguhan. Hingga berhak mutlak menentukan hasil akhir tuk segala ikhtiar yang mengejawantahkan betapa harap itu kuat mencekram rasa untuk hasil terbaik. 


 

Ketika di puncaknya, dalam sekejab mata jiwa ini terhempas kembali di pangkal ikhtiar. Bersama sisa asa yang rasanya tak sanggup lagi tergenggam erat. Letih mendera… lunglai dalam langkah gontai. Ingin menjerit sekuat tenaga dalam deru emosi hati : ‘aku capek ya Allah….”, namun nurani mendahului membisik : “Innallaha ma asshobirin, boleh jadi engkau menyukai sesuatu tapi itu tidak baik untukmu, untuk duniamu, untuk akhiratmu”.

Menunduk… untuk sebuah kesalahan sikap diri yang hampir saja terlakukan, astaghfirrullahal’adzim…

Kembali menata niatan hati, menghela nafas dalam jeda waktu yang menyekat sisi lara, mengusap air mata dengan seulas senyum keyakinan sembari menyingkirkan kepingan kecewa dari pekarangan jiwa.

Yah, menapak tegak kembali. Untuk hari ini, untuk hari esok, untuk selamanya. Menggiring asa menemukan perwujudan nyatanya. Untuk sebuah sambutan dari Rabbul Izzati, dalam jannati yang keindahannya tak pernah terekam oleh pandang mata.
Harapanku semoga kamu bisa mewujudkannya dalam segala aktifitasmu, Rainbow,,,!!

Bisakah ku tetap menjadi bagian dari detakan jantungmu,,,?

Bisakah ku tetap menjadi bagian dari detakan jantungmu? Turut serta merasakan apapun yang engkau rasakan. Untuk banyak alasan aku telah menyayangimu. Dan akan tetap ku lakukan, karena memang engkau layak untuk disayangi.



Begitu berat jika melihat dimana lahanmu sekarang yang menumbuh-kembangkan hidupmu,dan engkau butuh penguat. Maka, seharusnya kita lebih dekat, dekat dan dekat lagi. Karena aku telah siap menopangmu, dari banyak hal yang mampu menghempas kefitrahan.

Pernah suatu kali, aku begitu mengkhawatirkanmu, dalam bentangan jarak yang memagar kebersamaan, dan waktu yang memaku langkah menujumu, namun semoga doa-doa hati itu menguntai, menjerat lakumu dari murkaNya. Karena begitu, dan dengan apapun wujudnya, ku upayakan menjagamu. Bukan hanya sebatas kewajiban atau sekedar tanggung jawab semata, namun ada sebuah kerinduan yang kelak berharap menjadi nyata, akhiri semua kisah perjalanan jiwa pada sebuah tempat, dimana kita berada dalam satu naungan yang sama; rahmatNya.

Ayo, sambut uluran tangan ini, ku bawa engkau ke pemukiman orang-orang taubat, yang telah meninggalkan semua kesemuan hidup, yang telah merobek kegelapan dengan cakar-cakar kesadaran, yang telah membuka jendela hati untuk bersinarnya cahaya iman, hingga sudut-sudut terdalam sanubari.

Aku mengerti, itu tak kan mudah dilakukan di masa-masa sepertimu. Namun, engkaupun harus mengerti sedari saat ini, bahwa engkau bukanlah pemilik kehidupan ini, hingga tak bisa sesuka hati kau isi berdasarkan selera pribadi. Hidup ini amanah yang pada masanya nanti akan dimintai pertanggungjawaban. Jika dengan ini kau berontak karena tak pernah memintanya, maka engkau harus mulai pula belajar mensyukurinya, dengan awal mula kesadaran bahwa ternyata disudut pandang yang berbeda; hidup adalah anugerah yang akan meluapkan rasa syukur tak terkira.

Untuk banyak alasan aku telah menyayangimu, Tak lain alasan itu adalah, aku menyayangimu karenaNya. Maka, kupastikan rasa ini akan selalu kuat dan menjadi abadi tak hanya di dunia.
 

Rainbow sayang, uhibbuki fillah…

Pertemuan,,,,,

Kekasih, di pertemuan pertama, ijinkanlah
kusematkan sahadat cintaku. Aku bersaksi bahwa
tiada wanita kecuali engkau. Dan aku bersaksi
bahwa engkaulah ibu dari anak-anakku nantinya.
Kekasih, pada pertemuan kedua, kubentangkan
sajadah cintaku. Lalu kita luruh bersimpuh di hadapan
sang pencipta alam semesta. KepadaNya kita
menghatur syukur, atas karunia pertemuan yang
penuh dengan suasana kegemabiraan dan
kebahagiaan. KepadaNya kita meminta restu.
Hanya sekedar harapan,........







Miss Rainbow 


Pelangi,,,,,,

Peri pelangi

Sebaris kata membentuk nama, nama yang kan selalu terukir indah dalam lubuk hatiku…
saat ini.. saat kutulis ungkapan isi hati ini aku fikirkan kamu…
karna yang ada pada dirimu janjikan semua yang kuharapkan selama ini…
Pelangi
Senyumu janjikan kehangatan dalam diriku….
Nada suaramu janjikan aku kan lupakan rasa dukaku….
Tutur katamu janjikan sejuta harapan untukku…
Pelangi
Aku tak pernah tahu apa arti cinta, kasih, dan sayang…
Karna yang kutahu selama ini…
Cinta adalah perasaan ingin memiliki….
Kasih adalah perasaan ingin memberi….
Sayang adalah perasaan ingin melindungi…
Benarkah itu ???
Pelangi
Saat mulut ini mulai tak bisa mengeluarkan kata-kata… hanya satu kalimat yang ingin kuucapkan bahwa Ăĸύ akan terus menantimu.!!!


Saturday 17 August 2013

Mengapa Ku Sebut Rainbow,,,?


Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting yang paling bermanfaat yang paling disukai

HIJAU berkata:"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."

BIRU menginterupsi: "Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan: "Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya: "Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahankubegitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak: "Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu: Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku." Akhirnya

NILA berbicara lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: "Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan daku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya.
Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan.
Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan,
berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:
"WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata:

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.

PELANGI adalah pertanda Harapan hari esok."
Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia,
dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita
MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.
Masing-masing kita mempunyai sesuatu yang unik,,
kita si berikan kelebihan untuk mebuat perubahan di dunia,,
dan saat kita menyadari pemberian itu melalui kekuatan visi kita, kita meperoleh kemampuan untuk membentuk masa depan ...


Kau bagaikan pelangi:
Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.
Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu...

Pelangi…
kusebut kata itu
tuk gambarkan keindahan
yang Engkau hadirkan sesaat buatku.
kulihat pelangiMu dari sini.
dari bumi yang kupijak, dari biduk yang kukayuh.

Sungguh… aku tak berani memimpikan.
tuk memetik untaian indahMu.
hidup yang selalu di ombang-ambing gelombang samudra
membuatku mampu memaknai hidup yang kujalani.


Ketika jingga menghampirinya
Si Kuning juga ikut bergabung
Bersama hijau menambah seru
Lalu datang juga si biru


Orang lain berkata,
“Mereka akan bersatu?
Jangan bercanda!
Yang merah terlalu merah
Jingga dan kuning tidak cocok bersama
Hijau akan merusak saja
Dan yang biru?
Wah, tak mungkin bisa!

Tapi mereka tetap bersama
Tak peduli kata siapa
Suka dirasa bersama
Duka dibagi rata
Seperti layaknya saudara

Dipenuhi canda tawa,
Si merah lalu belajar menjadi jingga
Di ujung suasana duka,
Yang kuning berubah menjadi hijau
Dan biru merangkum mereka semua
Penuh cinta
Penuh cinta

Masing-masing melepas egonya
Menerima dengan hati terbuka
Mencintai sesamanya
Merasakan bagiannya

Merah, jingga, kuning, hijau, dan biru
Bergabung membentuk pelangi
Lihat mereka di ujung langit sana
Berpegang teguh bersama
Saat hujan badai mereda

Siapa yang menyangka
Lima warna berbeda
Berubah menjadi bentuk penuh cinta
Kemarin
Hari ini
Esok pagi
Selamanya
Semoga pelangi itu masih tetap ada,,,



LOVE RAINBOW

Istri Soleha

Setiap keindahan yang tampak
oleh mata
Itulah perhiasan, perhiasan dunia,,,!!
Namun yang paling indah di
antara semua
Hanya isteri salehah, isteri yang salehah,,,!!
Setiap keindahan perhiasan dunia
Hanya isteri salehah perhiasan
terindah,,,,!!!
Hanya isteri yang beriman
Bisa dijadikan teman
Dalam tiap kesusahan
Selalu jadi hiburan
,,,,,!!
Hanya isteri yang salehah
Yang punya cinta sejati
Yang akan tetap setia
Dari hidup sampai mati
Bahkan sampai hidup lagi
,,,,!!!

Sumber : Dari sebuah Lagu

Curahan Hati



ku renungkan setiap apa yang ku pikirkan
semuanya tak sejalan dengan hatiku
namun aku harus menekan perasaan itu sedalam2`a
di saat aku mengambil sebuah keputusan,,
yang sangat sulit bagiku,,

aku tak bisa menahan
saat aku mengambil sebuah keputuan
saat air mataku jatuh tanpa henti
saat hatiku mulai hancur

aku sedih di saat tak ada yang mnemani hari2 ku,,
tlah habis kata kutulis dalam puitis
menjadi tempat curahan hatiku

saat ini pun aku hanya bisa menulis puitis
apa yang aku rasakan saat ini
apa yang aku pikirkan saat ini
semuanya ………………
Hampa…………….

aku merasa sedih saat aku
harus kehilangan belahan jiwaku,,
tapi ,,
aku merasa bangga pada diriku sendiri,,
aku bisa mengambil keputusan yang tepat,,
saat aku harus memilih mundur atau ku harus memilih perasaan  hati,,
Egois jika aku memaksakan diri untuk memilih
Apa kata hati..

entah sampai kapan aku berhenti membuat puitis
munkin sampai aku sanggup kehilangan mu,,,

Tetap saja Saat Di Hadapanmu Aku Bisu.....

Kita tak perlu banyak kata untuk mengungkapkan semuanya. Sebuah sentuhan, memiliki makna mendalam yang yang terpatri dalam ingatan. Aku bahagia meski tak ada kata yang tepat untuk mengungkapkannya.
Ada banyak hal yang berkecamuk di masing-masing benak kita, dan ada satu kesamaan hal yang kita pikirkan yaitu dia rasa cinta diantara kita. Sungguh, untuk menyebut namanya pun aku tak kuasa, aku enggan, apalagi memikirkannya. Tapi aku tahu bahwa kamu mencintainya sampai waktu yang tak terdefinisi. Oleh karena itu aku (terpaksa) memikirkannya. Bagaimana pun keadaannya, entahlah, aku selalu punya dua kata sederhana yang sukar kucari maknanya: aku mencintaimu.
Mungkin, suatu waktu kita masih bisa memetik gitar bersama dengan simponi yang sering kita senandungkan. Bahkan ketika seharusnya aku bisa tanpamu, justru aku sangat mengharap hadirmu. Untuk berbagi sesak ini, berbagi segala kekacauan, berbagai perasaan itu. Rasa sedih yang membuat kreatifitasku sempat mati, seakan semuanya tuntas dan tak butuh dihadapi. Satu-satunya kalimat yang rasanya memenuhi gendang telingaku adalah ”suatu saat nanti aku ingin kamu yang jadi istriku”. Lalu apa artinya semua ini?
Mengapa kata-kata itu masih kamu ucapkan dalam ada dan tiada kejelasan hubungan kita? Dalam dekap tak bernyawa dari napas yang sedang sulit kuhela?
Kamu adalah salah satu cita-cita terindah yang tak terkalahkan. Mendampingimu adalah target paling utama dalam kesetiaan. Yah, itu salah satu alasan (kenapa harus ada jawaban dari setiap pertanyaan dan perlu ada alasan dari setiap pernyataan?) mengapa aku berani mengambil keputusan untuk menjalani hubungan ini. Alasan? Ya, alasan! Alasan bahwa aku menyayangimu, mencintaimu, dan menghormatimu. Padahal aku tahu bahwa: hubungan tidak hanya butuh cinta.
Setiap kali, sejak hari itu, aku selalu merindukanmu. Kamu yang lembut, yang apa adanya menerimaku, yang berusaha membuatku lurus, yang tak pernah kecewakanku sebelumnya. Meski sekarang aku sendiri tak mampu memaknai arti kekecewaan. Karena denganmu, sesuatu menjadi luar biasa, sederhana namun mengena. Setiap kali bersamamu aku bisa merasakan ketulusan tatapan, lembut sapaan, dan kerendahan hati dari setiap ucapan. Hingga aku lupa apa itu kecewa.
Wanita itu diciptakan dengan sempurna, hanya satu kebodohannya yaitu mereka kadang tidak menyadari bahwa dirinya berharga.
Di sini, aku, masih belum bisa berhenti mencintaimu. Hanya mampu diam mencintaimu dalam kebisuan. Kata orang: cinta harus diungkapkan. Tapi bagiku tak perlu, aku selalu tahu bahwa kurasakan itu untukmu. Karena aku tak pernah punya alasan untuk meninggalkanmu. Kamu tahu? Betapa sakitnya menerima kenyataan bahwa hanya separuh hatimu untukku. Betapa tak ikhlasnya menatap matamu tapi memantul bayangan orang lain di salah satu sudutnya. Tapi selalu saja, aku tak pernah merasa punya cukup alasan untuk merasa kecewa. Meski sudah kusiapkan puluhan pertanyaan lengkap dengan struktur 5W+1H-nya, tetap saja saat berhadapan denganmu aku bisu.


Aku sadari bahwa setiap keping kenangan itu sangat mudah untuk menghasut air mata ini. Namun, Tuhan tidak pernah menciptakan suatu kondisi tanpa solusi. Aku masih manusia yang merasa mampu untuk mengazaskan perkembangan intelektualitas. Oleh sebab itu, kucari jeda sejenak untuk keluar dari lingkaran kita. Aku berada di luar lingkaran sekarang. Ya, untuk beberapa hal kupikir aku cukup menjadi penonton saja, agar aku merasa terhibur, entah pun menangis atau tertawa. Sama seperti hal ini, aku cukup menjadi penonton, penilai, pengukur, sampai berapa lama kamu bisa bertahan dengan separuh hatimu itu.
Semoga ini menjadi satu jalan untuk semakin yakin bahwa segala ketentuan ada di tangan-Nya. Aku, kamu, dia, dan siapa pun hanya sebagai perencana kedua. Tuhan telah menuliskan terlebih dahulu, sesuatu yang terbaik menurut kita belum tentu yang terbaik menurut-Nya. Ya, aku sedang berusaha untuk keluar dari lingkaran itu.


Di sini, walau tak mampu menggenggam tanganmu untuk tenangkanku, aku berusaha memandang masa depan kita dengan cara yang berbeda. Jika ada jalan yang terbaik yang mampu kita tapaki, semoga itu adalah keputusan yang tak saling menyakiti. Aku ingin mampu membawa semuanya ke arah yang bermanfaat, bukan untuk aku dan kamu saja, tapi juga dia. Aku ingin memelukmu dalam kenyataan dan keyakinan, mempercayaimu dalam keiklasan. Sampai waktunya tiba, ku masih memberimu waktu sampai kita tahu bahwa ada satu titik dimana kita harus memutuskan jalan kita. Sampai kita yakin bahwa kita akan tetap satu jalan atau berpisah di persimpangan. Dan waktu itu sudah mulai dihitung mundur. Kuyakin, titik itu akan kita temukan meski kita biasa, hanya Tuhan yang luar biasa.
Aku mencintaimu, sampai aku tak tahu makna kecewa..


Bukankah Kita Paham,,,

Makna jauh bagi kita terlalu dalam untuk dijabarkan, seperti kompleksitas yang tidak perlu ruang publik para penggugat. Aku yakin kamu paham, kita paham bahwa hakikatnya cinta yang terselip dalam setiap lamunan, setiap doa dan kata yang tak terduga adalah sesuatu yang teduh dan memelas. Tapi kita menampiknya dengan pembenaran yang selalu kita agungkan. Sepanjang perjalanan aku mencari makna, bahwa memang benar, mencintai itu tidak terkait apa pun kecuali faktor internal yang ada pada diri sendiri. Aku ingin mencintaimu saja, tidak mau berharap lebih bahwa kau pun akan melakukan hal yang sama. Aku tidak perlu dicintai olehmu. Aku hanya ingin mencintaimu. Menjadikan waktu-waktuku bermakna dengan rasa yang kusemai untukmu, hari demi hari. Menjadikan hidupku lebih sumringah dengan semangatmu yang kudengar sesekali waktu. Itu cukup bagiku. aku hanya perlu tahu kau baik-baik saja....

Friday 16 August 2013

Sulit melupakanmu,,,,,

Ternyata aku tak pernah lepas dari bayangmu..
juga dalam kesendirianku walau hanya diriku sendiri yang kuingini sekarang..
aku bukan berlari tak juga sembunyi aku hanya ingin sunyi..sepi..
walau aku tahu hati ini tak bisa pergi darimu...entah..
semuany
a masih seperti aku apa adanya..
masih dengan rinduku,sayangku,hasrat dan harapku padamu..
semuanya masih tentangmu...
juga dalm kesendirianku..
kutatap awan diujung ranting-ranting pohon..kulihat senyumu ada disana,,,!!120131alviero.blogspot.com

Kau lah someone ku Rainbow,,,,,


Ada satu puisi dalam sebuah catatan FB ku entah untuk siapa… TAPI ingatku waktu itu, aku ingin memberikan pada seseorang ... masih aku simpan di fileku...... aku tulis tahun 2011 dulu. Sudah usang... makhlum itu sudah 2 tahun yang lalu,.... itu adalah periodesasi berhayal berharap punya seseorang yang aku sebut sebagai keteduhan.. ku sebut ......... aku ingat aku menulisnya di ruangkamarku,,,!!
Puisi yang kubuat itu bener2 tentang Keteduhan cinta.. aku selalu mengingat tentang embun pagi...

Kau embun
Kilaumu hanya sekejap, lalu hilang di sapu mentari
Tapi tatkala aku bangun tidur di esok hari
Kau ada lagi
Tersenyum menyapa dedaunan dan ranting
Men-syairkan denting-denting mesra harmoni pagi
Dengan kesejukan menghapus kusam dunia


Dan kau ”indah”
Menjadi ”begitu indah”
Lalu yang ”terindah”



Mungkin kau intan semu
Tapi kau memancarkan damai di kala sang surya masih bersembunyi
Kau terhampar menghias hijau permadani alam
Kau merajut manik-manik mutiara di antara ilalang kering



Apa artinya pagiku
Jika mataku belum menyapu bening rona-rona jiwamu
Karena kau keteduhan
Kau kedamaian yang tak kunjung sirna di hatiku
Karena...
Kau Maharaja
Bertahta di singgasana suci relung jiwa
Bermahkota kasih, Berbusana setia
Yang ”terindah” di sepanjang alunan nafas-nafas cinta

Dalam do’aku
Ada embun yang menetes di antara permohonanku

TUHAN...
Dia adalah karunia yang kau kirim untukku
Jadikanlah tetap menjadi keteduhanku
Sepanjang hidupku


Hehe.. aku tertawa lagi... lucunya aku ini...aku mengartikan matahari sebagai takdir-takdir perpisahan kecil yang akan ku hadapi bersamanya kelak.. yang membuat embun pagi itu seolah hilang menguap dari mataku... tetapi tidak akan pergi untuk selamanya... karena ia akan tetap ku jumpai lagi dan lagi... oleh mata dan hatiku... keesokan hari (saat berikutnya), karena embun itu abadi di setiap pagi.. pasti ada. Embun yang membuatku merasai harmoni kehidupan (kebersamaan dan mungkin saat-saat ditinggalkan karena satu dan lain hal), yang juga menghapus kusam duniaku....memberiku warna-warni dalam hidup


Selanjutnya adalah makna cinta menurut pemahamanku.. bahwa cinta itu di pelajari.. bahwa cintaku pada Someone -ku itu tidak langsung menjadi yang TERINDAH...tetapi bertahap dari merasa indah, semakin indah lalu menjadi yang terindah... sesuatu yang keyakinan cintanya melalui sebuah proses pembelajaran perasaan... (entar, makin tua, aku dengannya akan makin romantis, makin mesra... makin saling cinta)

Ketika aku lanjutkan pada bait berikutnya... aku malah terhanyut.. saat itu kesadaranku bilang, apa-apa yang selain TUHAN adalah sesuatu yang semu, tidak abadi, akan hilang... lenyap... pergi... tetapi cintaku padamu  adalah cinta mendamaikan aku... merajut kebahagiaan dalam kering hati yang gersang serupa ilalang... mencerahkan setiap detil hidupku

Ah Someone-ku... di bait ke empat, aku ingin sekali mengatakan LIHATLAH INI... aku mencintaimu dalam KASIH... dalam SETIA... tidak akan ada cinta pada yang lain selain dirimu... karena kamulah MAHARAJA-ku, yang terindah di sepanjang nafas-nafas cinta...


Terakhir, aku panjatkan do’aku ... aku benar-benar ingin... agar tetap ditakdirkan untuk mendampinginya.. karena Someoneku adalah karunia TUHAN untukku, aku ingin tetap dalam teduh damai bersamanya... setia selama-lamanya... sepanjang hidupku...


Kalau tahun 2011, KAU bimbing tanganku untuk menulis puisi itu, aku yakin KAU memang merencanakan untukku, bahwa di tahun yang kau tentukan, aku punya kesempatan untuk memberikan pada seseorang yang aku sebut : Someone-ku...Andai dirmu tahu itu....!!

Thursday 15 August 2013

Segalanyaa teramat berarti di hatiku selamanya……

Sayangku…………….

Aku ada dalam pelukanmu dan aku akan selalu merindukanmu saat saat kamu jauh dariku dan aku akan selalu menantikan kapan pun kamu ada sayangku. Aku selalu saja memberikan bayangan bayangan indah pada mimpi mimpi kita berdua dan aku akan selalu menanti beberapa waktu yang akan datang saat kamu benar benar pergi meninggalkan daku sayangku, aku takut sama sekali. Kamu akan pergi dan tak akan pernah kembali lagi. Kemaren saja saat kamu pamit untuk memberikan senyum yang indahmu beberapa kali lagi aku benar benat takut dan tak mengerti bagaimana kamu bisa sadar bahwa aku ini kekasihmu dan bukan orang lain.

Sayangku…………..

Mimpikanlah diriku bila kamu telah meniduri nyawa kerinduanmu pada malam malam yang datang semburatnya. Aku merindu dendam dan merindu amat sangatnya jangan pernah kamu tinggalkan begitu saja ya? aku benar benar takut bila karna kamu sangat berarti dan tegakkanlah cintaku ini dengan beratnya aku takut dan sangat takut sayangku. Jikalau angin kerinduan yang datang itu tak akan pernah datang jangan pernah meninggalkan daku ya? aku takut dan benar benar takut.

Sayangku……………

Resapilah sekali lagi arti kehadiran ku di dalam lingkup perjalanan kehidupanmu, betapa sederahananya aku dalam menggenggam anganku untuk selalu bersama sama menikmati serangkaian cerita di kisah cinta kita, sayangku yang manis. Aku pesimis jika nanti kita tetap merangkai niat kita ke dalam wadah yang agung pasti aku yakin kita akan tetap menyempurnakan keikhlasan janji kita berdua yg akan mengisi kekosongan sedikit waktu yg ada. Kita akan bahagia, duhai pelipur laraku.

Sayangku…………

Mata hatiku tak akan pernah letih memancarkan seberkas cahaya cinta pada lampu hatimu yang terdalam itu, sayangku. aku teramat ingin melaraskan cahaya cinta yg putih ini pada sudut sudut jiwamu yg aku yakin juga akan memiliki cahaya yg sama terangnya seperti cahaya yg kumiliki. Kita sama sama selusuri kegelapan pada kisah kita kan, duhai yg memiliki wajah yg indah?

Sayangku……..

Betapapun kelamnya masa lalu diantara kita berdua aku takakan pernah memberikan ruang untuk keraguanku atas cinta yg ada sempurna ini, sayangku. Aku ada dalam dekappan hangatnya kasih sayang kita.

Hanya satu yang tak mungkin kembali………..hanya satu yang tak pernah terjadi
segalanyaa teramat berarti di hatiku selamanya……………….


Karena kamu bidadariku........

Bidadariku, tergolek manja di pembaringannya. Sesaat tangannya bergelayut di leher, kala kudekatkan wajah dan mencium keningnya. Lelah mendera raganya, setelah perjalanan panjangnya. Dari satu awan ke awan lain, bidadari mengedarkan penghujan.

“Agar tanah-tanah basah. Agar sawah-sawah panen tepat waktunya.”kata bidadari, penuh binar. Sorot itu lalu redup.

“Sayang, silakan istirahat dulu yah,” kataku, sambil mengusap rambutnya. Beberapa butiran peluh, mengucur dari dahinya. Setelah beberapa suapan yang ditelannya perlahan. “Semoga malam akan merendam semua letihmu.”

Bidadariku mengangguk. Sepertinya ia telah mengantuk. Lalu kulantunkan lagu, sebagaimana biasa. Untuk meninabobokannya.

Tidurlah tidur bidadariku
Setelah lelah kau bermain
Mimpikan dirimu dalam istana
Menari (lincah dan bernyanyi merdu) penuh suka



Bidadari tersenyum mendengar nada sumbangku. Suaraku tak seindah Katon, penyanyi asli lagu itu. Biar begitu, bidadari selalu memujiku.

“Suaramu amat merdu. Sepanjang waktu, aku ingin mendengarnya. Saat kita berjauhan, suaramulah yang selalu kurindukan.”Dipeluknya erat tubuhku, lalu ia berbisik pelan. “Sayang, jangan pernah bosan nyanyiin lagu ini untukku, yah?!” Beberapa hari berlalu tanpamu aku sangat merindukanmu dan suara lirih itu keluar dari mulutmu : ihhhh kemana aja sihhh aku kan pengen di manjaaaa...hu..uuh!!!!



Lalu kunyanyikan lagu itu kembali. Perlahan, ia memejamkan matanya. Senyum terangkum dari bibirnya yang menguncup.

Tidurlah tidur bintang kesayanganku
Bersinar menerangi sukma
Engkaulah juga yang jadi alasan
Hingga kupacu semangat hidup menyimpan harapan





-o0o-

Bidadariku,ijinkan aku menjadi penyemangat hidupmu. jadikan aku satu-satunya alasanmu menapak jalan kehidupan. biarkanlah aku menjadi pelipur, di kala hatimu hancur. Karena harapan-harapan yang tak bersesuaian dengan kenyataan.

“Hidup, tak lebih dari sekedar menunda kekalahan,”ucapmu, kala itu. Dengan nada pesimistis. Kegagalan demi kegagalan, membuatmu makin tergelincir di pinggir jurang kekalahan.

“Sayang, usah berhitung seberapa panjang perjalanan. Usah berhitung banyaknya lubang yang membuatmu terjatuh. Dan, bukankah engkau senantiasa bangkit, sambil merakit harapan baru?”tutur ku, menyemangati.

“Itu karena dirimu, yang selalu menemani. Bersamamu, sakit dan perih akan berganti menjadi rasa gembira dan bahagia."

aku tersenyum.“Sayang, kehidupan ini tak ubahnya seperti permainan yang penuh teka-teki. Karena itu, bermainlah dengan riang. Pecahkanlah misterinya sebisanya. Dan jangan pernah menyerah...”

"Entahlah, aku merasa tak sanggup jika mesti memecahkan misteri itu sendirian."

"Masa itu pasti akan tiba. Itu adalah hukum kehidupan. suatu saat nanti gejolak asa ini akan senantiasa menyulut pertemuan. Dan jika tiba masaku, ikhlaskanlah dan sambutlah kedatanganku dengan senyuman. Jangan pernah ada air mata yang tumpah..."

Entahlah. Aku sendiri tak yakin bisa memenuhi pintamu rainbow. Karena kini, wajahku telah sembab oleh air mata...



Asaku di suatu pagi, Agustus 2013



With love Rainbow

Sepenggal cerita,......untuk mu Rainbow,,,!!

Rainbow, Agustus ini semestinya mempertemukan kita dalam perjamuan masa. Berbulan-bulan, bertahun-tahun setelah menyamakan frekuensi, akhirnya terjadi juga resonansi di antara kita. Alangkah senangnya hati dan jiwaku, mendengar kabar bahwa kita akan bertemu. Setelah berlembar-lembar harapan kusematkan di langit doa, sepertinya pinta kita dikabulkan olehNya.

Tak kau lihatkah sayap-sayapku yang kini tumbuh semakin kuat dan siap terbang melalang jarak yang selama ini menjadi penghalang? Pertemuan pertama kita, sungguh tak sabar aku menantikannya...

Ruang maya telah mempertemukan kita kali pertama. Memicu pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Cerita-cerita seputar dirimu, mengalir bersama butiran air matamu. Aroma suka dan duka seperti tiada henti melingkupi perjalanan itu. Tapi, bukankah aku tak pernah mempermasalahkannya?
Rainbow, kebahagiaan tertinggi adalah merajut hari-hari bersama sang tercinta. Sungguh, ingin kulalui sisa-sisa hariku bersamamu. Bersama-sama, kita akan menghatur syukur pada sang pencipta. Atas segala berkah, rahmat dan hidayahNya pada kita.

Alangkah terperanjatnya, ketika kudapati statusmu di ruang maya. Engkau tak lagi single sebagaimana biasa. Tertera lelaki lain, Sebagai pacarmu. Sungguh, aku tak mengerti apa maksud ini semua. Yang lebih tak mengerti,aku memilih bungkam dan tak mempertanyakan semua itu dan berusaha mencari tahu jawabannya. Selalu begitu. Itulah caraku untuk memangkas percik-percik tanya yang bisa memicu konflik.

Bila sebelumnya Aku begitu gigih mempertanyakan semua kejanggalan. tidak demikian halnya kali ini. hanya dalam hatiku saja bukankah wajar jika lantas kubertanya: ’Masihkah ada aku di hatimu,,?’

Rainbow, andai saja engkau tahu betapa berkepingnya hatiku...

-o0o-
Sayang, sungguh kamu tak tahu betapa besar rasa cintaku padamu. Usah bertanya sebaliknya, karena aku juga akan mengatakan hal yang sama.

Aku tahu, engkau pasti tak akan percaya bila mendengar penuturanku ini. Akan banyak tuntutan pembuktian atas kata-kataku. Karenanya, cukup kesematkan kalimat itu dalam hati. Biarlah waktu yang selalu mengamininya!

kamu tahu, aku sungguh berharap berjumpa denganmu. Angan-anganku telah tumbuh menjadi sayap, hingga harapan itu tiada kuasa kusergap. Betapapun, aku telah berusaha membendung laju harapanku, agar tak makin melambung tinggi.

Tentu saja aku tahu bahwa engkau akan menerima apapun keadaanku. Aku tak pernah menyangsikannya. Bukan, bukan itu yang membuatku sangsi...

Telah kuceritakan padamu, pelangi hari-hariku tidaklah berjuntai warna-warni, sebagaimana manusia lain. Pelangiku hanya berwarna kelabu, dengan sedikit warna kehitaman di tepiannya. Telah berkali-kali kuterjatuh. Betapapun aku tak ingin mengulang kepahitan demi kepahitan, peristiwa serupa selalu saja menerpa...

Hingga ketika kucukupkan itu semua, telah kutekadkan dalam hati. Bahwa aku mencoba tuk menjadi yang paling mengerti.

Aku tak menyesal menggenggam tekad itu hingga kini. Bahkan ketika aku makin mengenalmu, smakin kuat kugenggam tekad itu. Bukan aku tak percaya padamu. Bukan pula aku takut engkau akan menyakitiku, sebagaimana wanita pada umumnya. Bukan, sungguh bukan demikian.

Kekasih, engkau terlalu suci untukku. Dan sungguh tidak layak bagiku menjejakkan diri di serambi hatimu. lelaki baik hanya untuk perempuan baik, dan sebaliknya. Sungguh, engkau berhak mendapat yang lebih layak daripada sekedar aku, yang penuh noda. Aku yakin dia lebih bisa membahagiakanmu. Dengan dia engkau bisa mewariskan keturunan; mengajarkannya cinta dan kasih sayang. Kebahagiaan itulah yang tak bisa kupersembahkan padamu.

Kekasih, walaupun waktu belum mempertemukan kita di dunia nyata. Tapi percayalah, doa-doa kebahagiaan selalu kuhaturkan untukmu.

Tiada pernah jemu menunggumu........

Aku tahu engkau akan berdiri di sana, menunggu di simpang waktu. Tangan-tangan bimbang tak henti merayumu, agar segera berlalu dari situ.  Mereka  ingin menjauhkanmu dari rerimbunan Akasia.
Terkadang hujan kenangan datang. Membuat jiwamu basah tergenang. Sebasah tubuhmu yang terserang demam.  Lantas bergulirlah cerita-cerita lalu. Tentang  dia, tentang dia yang lain dan tentang dia yang lain lagi. Silih berganti mereka menyapamu, dalam demammu yang makin meninggi.
Adalah dia, yang kali pertama mengenalkanmu tentang sebuah rasa yang belum pernah singgah sebelumnya.
”Itu bukan cinta!”tampikmu berurai air mata. “Dia hanyalah kemarau yang mengincar daun-daun hijauku. Kelopakku baru   merekah ketika ia mencampakkannya. Setelah ranting-rantingku kering, dengan acuhnya ia berlalu...”
Entah berapa musim kau terpaku dalam bisu. Wajah-wajah yang ramah menyapa, kau acuhkan begitu saja. Tak ada lagi hasrat, tuk meretas tunas baru.
“Aku bukan lagi manusia suci, seperti bidadari surgawi yang didamba semua lelaki. Membuka diri sama halnya membuka luka baru.“
Dia yang lain, datang dalam kesejukan kasih. Padamu, dia kerap bercerita. Tentang derap perjalanannya. Sepertinya dia tak terlampau memperdulikan, apakah engkau mendengarkan kisahnya ataukah tidak.  Yang pasti, tunas-tunas pengharapanmu mulai bermunculan dengan sendirinya.
“Siapa sangka, lelaki tangguh itu ternyata rapuh,”ucapmu lirih. “Serapuh usianya...”
Di batu nisannya, rasa sesalmu menjejali lidahmu kembali. “Mungkin, jika  kubuka pintu lebih dini, dia tak perlu mati…”
“Cukup, cukup sudah. Tak ‘kan ada lagi lelaki!” Katamu, yang lantas bertekad mengasingkan diri.
Dia yang lain lagi, adalah lelaki ketiga, yang datang melalui jendela mimpi.
“Tak ada gunanya kemari,”racaumu, menampik kedatangannya.
Tetapi, lelaki itu malah makin sering mendatangimu. Melalui mimpi tentunya.  Ia selalu duduk di sampingmu, tanpa pernah berkata apa-apa. Kehadirannya yang mulanya terasa mengusikmu, lambat laun  berubah menentramkan.
 “Tapi begitulah lelaki. Tak cukup sebuah simpati untuknya! Bagaimana mungkin ia memintaku datang ke rumahnya? Lalu kutanya balik, mengapa bukan ia saja yang datang kemari? Dan tahukah apa jawabannya? ‘aku sudah berkali-kali hadir, menyapamu dalam semilir mimpi...’
“Kesal sekali rasanya! Aku ingin dia yang datang, memapahku yang kian lemah. Bukan sebaliknya. Tapi lagi-lagi ia menampik. ‘Engkau terpenjara dalam mimpi yang kau cipta sendiri. Tak siapapun  bisa membebaskanmu, kecuali dirimu sendiri…’
Aku tahu, dalam sekian lama penantian, letih-lelah membuatmu kehilangan nalar. Hingga engkau lalu  berujar,”Dalam mimpi, aku sudah damai bertemu dia. Jadi buat apa menemuinya jauh-jauh di alam nyata?”
Aku tersenyum mendengar penuturanmu. Engkau mungkin tak tahu.  Bahwa lelaki ketiga yang hadir dalam hidupmu, tiada pernah jemu menunggumu . Tiada henti ia berdoa.  Agar kau mampu lepas dari belenggu mimpi yang merantai. Tak bosan  ia mengintip  tirai jendela, pada setiap langkah yang melintasi rumahnya.
Di batas penantiannya yang telah berakhir, ketika wajahmu tak jua hadir, bergegas ia melangkah. Menuju rerimbunan Akasia, tempat engkau bersemayam di alam mimpi. Dalam igaumu, engkau mulai bercerita padanya, tentang   kisah lelaki pertama yang telah meredupkan hidupmu. Lalu engkau ceritakan penyesalanmu pada lelaki kedua, yang engkau telah menyia-nyiakan kasihnya. Masih setengah meracau, engkau bercerita tentang lelaki ketiga pada lelaki ketiga itu.
Engkau sungguh tak tahu, bahwa lelaki ketiga itu adalah aku…