Harapan Yang Pupus
Mataku panas, entah mengapa setiap kali
kupandangi mata di foto ini, degup kencang jantungku terpacu. Perih,
sedih, luka menyambar-nyambar. Lalu disusul dengan bahagia, ceria, suka
yang sekedar mampir sebentar. Aku mengusap wajah yang tak sesungguhnya
itu. Wajah salah seorang yang paling berharga dalam hidupku, sumber
kekuatan cintaku. Setiap kali, setiap pagi dalam beberapa waktu ini
kulakukan itu. Berharap siang nanti kudapatkan kabar darinya. Setiap
hari –dalam beberapa waktu ini- harapan itu terkembang dan setiap hari
–dalam beberapa waktu ini- pula harapan itu pupus.
No comments:
Post a Comment